∂
GHADIR KHUM
Yang di DISTORSI
من كنت مولاه فعلي مولاه
“Barangsiapa yang menganggap saya mawla-nya,
maka Ali adalah mawla-nya.”
Sabda Rasulullah SAW di Ghadir Khum.
∂ Keistimewaan Ali RA
Syi’ah memandang dengan sabda rasul bahwa Ali RA harus dijadikan Maula’ berarti Rasul mengistimewakan Ali RA diatas sahabat yang lain, sehingga dalam keistimewaannya itu Ali RA lah yang berhak atas Imamah pasca Rasulullah SAW.
Padahal pujian serupa juga dialamatkan Rasulullah SAW kepada para sahabat lain selain Ali Bin Abi Thalib. Hadit yang berhubungan dengan pujian terhadap Umar bin Khattab ra.
3686 – حدثنا سلمة بن شبيب حدثنا المقرئ عن حيوة بن شريح عن بكر بن عمرو عن مشرح بن هاعان عن عقبة بن عامر قال Y قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لو كان بعدي نبي لكان عمر بن الخطاب
قال هذا حديث حسن غريب لا نعرفه إلا من حديث مشرح بن هاعان K حسن
قال هذا حديث حسن غريب لا نعرفه إلا من حديث مشرح بن هاعان K حسن
(5/619)
Imam Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Uqbah bin ‘Aamir, bahwasanya Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam bersabda “Jika ada Nabi sesudahku, tentu yang akan menjadi Nabi adalah Umar bin Khaththab.”[HR. Tirmidzi, 5/619 No. 3686]
Apakah kemudian kaum muslimin ahlus sunnah yang dulu sampai sekarang memahami hadits di atas sebagai bentuk penunjukkan kepada Umar ra sebagai pengganti Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam? Padahal pujian Nabi shalallahu ’alaihi wasallam tersebut sudah cukup layak sekali untuk mengatakan bahwa Umar ra pantas sebagai khalifah sepeninggal beliau, Coba anda bandingkan dengan hadits Maula dalam hadits Ghadir khum di atas.
Demikian juga hadits di bawah ini
3689 – حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ قَزَعَةَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ كَانَ فِيمَا قَبْلَكُمْ مِنْ الْأُمَمِ مُحَدَّثُونَ فَإِنْ يَكُ فِي أُمَّتِي أَحَدٌ فَإِنَّهُ عُمَرُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Pada umat-umat terdahulu ada beberapa orang Muhadatsun (Orang yang menerima ilham). Dan jika ada satu pada umatku yang seperti itu, maka Umar adalah orangnya.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari (3689) dan Muslim(Fadha’ilish-Shahabah/23) pada bab ”min fadha’ili Umar radhiyallahu ‘anhu (keutamaan Umar radhiyallahu ‘anhu”. Diriwayatkan juga oleh Tirmidzi 5/622 No. 3693)).
Coba lihat juga hadits tentang Abu Bakar ra.
وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلاً لاَتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلاً وَلَكِنْ أُخُوَّةُ اْْلإِ سْلاَمِ
Kalau aku mengambil seorang kekasih, niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai khalil (kekasih), tetapi persaudaraan Islam lebih baik. (HR. Bukhari dengan Fathul Bary, juz 7, hal. 359, hadits 3654; Muslim dengan Syarh Nawawi, juz 15 hal. 146, hadits 6120)
Al-Khullah adalah kecintaan yang paling tinggi. Para ulama menyatakan bahwa derajat khullah lebih tinggi dari tingkatan mahabbah. Oleh karena itu seorang yang disebut sebagai khalil, lebih tinggi kedudukannya daripada habib. Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah bahwa Allah hanya mengambil dua orang manusia sebagai khalil, yaitu nabi Ibrahim dan Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan masalah mahabbah Allah sering menyebutkan dalam al-Qur’an, Allah mencintai orang-orang yang beriman, sabar, berjihad di jalan-Nya dan lain-lain.
Oleh karena itu, berdasarkan hadits-hadits ini dan banyak hadits serupa lainnya berbicara tentang sahabat yang lain, kita lihat bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menyebut Ali ra sebagai Maula (teman yang dicintai) bukanlah merupakan penunjukkan nabawiah untuk menjadikannya khalifah karena ada banyak hadits-hadits pujian serupa yang ditujukan kepada sahabat selain Ali ra. Syi’ah menolak semua hadits yang berkaitan dengan apa yang mereka tidak sukai dan menerima hanya hadits-hadits yang berhubungan dengan Ali ra. Maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa Syi’ah akan menerima riwayat hadits dari “Mickey Mouse” yang isinya pujian terhadap Ali ra dan menolak hadits-hadits pujian terhadap Abu Bakar ra ataupun Umar ra dan sahabat lainnya walaupun hadits–hadits tersebut diriwayatkan oleh imam Ali ra sendiri.
O iya satu lagi, mari kita lihat tambahan ke dua dari hadits Ghadir khum :
“Ya Allah, jadikan teman, orang-orang yang menjadi temannya, dan jadikan musuh orang-orang yang memusuhinya”
Bandingkan dengan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam berikut ini mengenai Abu Bakar ra.
“…Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian semua (sebelum mereka masuk Islam). Namun kalian malah berkata, ‘Kamu adalah pendusta’. Berbeda dengan Abu Bakar yang membenarkan (ajaranku). Dia telah membantuku dengan jiwa dan harta bendanya. Apakah kalian akan meninggalkan aku (dengan meninggalkan) sahabatku?” Rasulullah mengucapkan kalimat itu sebanyak dua kali. Sejak itulah Abu Bakar tidak pernah disakiti (oleh seorang pun dari kaum Muslimin. (HR. Bukhari)
Demikianlah, cara Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dalam membela sahabat-sahabat beliau yang memang mereka berhak untuk beliau bela pada kondisi yang memang memerlukan pembelaan beliau, baik itu Ali ra, Abu Bakar ra ataupun sahabat yang lainnya.
∂
Dirangkum dari berbagai sumber
Oleh: m iman taufiqurrahman
11 februari 2011, Bandung
Semoga bermanfaat
Wassalamu alaikum
TULISAN TERKAIT:
4. Hanya syi'ah
5. Ayat tablig
TULISAN INI:
6. Keistimewaan Ali
6. Keistimewaan Ali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar