Jumat, 04 Maret 2011

FAKTA DAN DATA HADITS SYI'AH >> oleh : m iman taufiqurrahman

П
FAKTA & DATA
HADITS SYI’AH

П

Perbandingan hadits Bukhari (sunni) dan Al-Kaafi (syi’ah)

Shahih Bukhari dan Muslim, seluruh hadits yang ada dalam kitab itu yang tersambung sanadnya adalah shahih, sedangkan Al Kafi, kebanyakan haditsnya adalah dhaif. Menurut pengakuan Fakhruddin At Tharihi ada 9845 hadits yang dhaif dalam kitab Al Kafi, dari jumlah 16119 hadits Al Kafi.

Sedangkan mayoritas hadits dalam Al Kafi adalah Ahad yang tidak dapat dijadikan pegangan dalam masalah akidah –menurut syi’ah sendiri-.

jika kitab yang tershahih (baca tervalid) banyak dhaifnya, apalagi kitab yang dhaif, pasti lebih parah lagi.

П

Perbandingan  jumlah riwayat dari ahlulbait dalam kitab hadits ahlussunnah dan syi’ah

Jumlah riwayat yang ada dalam empat kitab syi’ah (
Al Kafi, Man La Yahdhuruhul Faqih, At Tahdzib dan Al Istibshar) adalah 44 ribu riwayat lebih sedikit, tetapi riwayat yang berasal dari Nabi SAW hanya ada 644, atau hanya sekitar 1.5 % saja. Itu saja banyak yang sanadnya terputus dan tidak shahih.

Tetapi anda akan menemukan puluhan ribu riwayat bersambung dari Nabi SAW dalam kitab ahlussunnah.

kitab Al Kafi yang haditsnya berjumlah 16199, hanya ada 92 riwayat dari Nabi SAW, sementara riwayat dari Ja’far As Shadiq berjumlah 9219.

П 

Riwayat dari Ali bin Abi Thalib dalam empat kitab syi’ah di atas hanya berjumlah 690 riwayat, kebanyakan terputus sanadnya dan tidak shahih.

Tetapi dalam sembilan kitab hadits (
Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Nasa’I, Sunan Tirmidzi, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah, Muwatha’ Malik, Musnad Ahmad dan Sunan Darimi) Ahlussunnah, kita temukan 1583 riwayat dari Ali bin Abi Thalib, lebih banyak dari riwayat Abubakar yang hanya ada 210 riwayat dalam kitab hadits Ahlussunnah, lebih banyak dari Umar yang hanya ada 977 riwayat, dan lebih banyak dari Usman yang hanya ada 313 riwayat.

П 

Riwayat dari Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib yang ada dalam empat literatur utama hadits syi’ah hanya berjumlah 21 riwayat. Sementara sembilan kitab hadits ahlussunnah memuat 35 riwayat dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib.

П

Empat kitab literatur utama hadits syi’ah tidak memuat riwayat dari Fatimah Az Zahra Alaihassalam, sementara dalam sembilan literatur Ahlussunnah terdapat 11 riwayat dari Fatimah.

П

Riwayat Imam Husein yang tercantum dalam empat literatur utama hadits syi’ah hanya berjumlah 7 riwayat saja. Sementara dalam sembilan kitab literatur hadits ahlussunnah memuat 43 riwayat dari Imam Husein.

П

Riwayat dari Imam Ali Zainal Abidin, Muhammad Al Baqir dan Ja’far As Shadiq dalam sembilan kitab hadits sunni lebih banyak daripada riwayat Abubakar, Umar dan Usman.

П

Sebenarnya selain yang empat kitab rujukan utama syi’ah, adalagi satu Kitab yang jadi rujukan syi’ah yaitu Kitab Madinatul Ilmi, karya syaikh As Shaduq, Abu Ja’far Muhammad bin Ali bin Husein bin Musa bin Babawaih Al Qummi, wafat tahun 381 H

Kitab Madinatul Ilmi diyakini sebagai rujukan kedua setelah Al-Kafi. Syaikh Husein bin Abdus Shamad Al Haritsi mengatakan dalam kitab Dirayah : kitab utama kita ada lima, yaitu Al Kafi, Madinatul Ilmi, Man La Yahdhuruhul Faqih, Tahdzib dan Istibshar. Bahkan kitab itu [madinatul ilmi] lebih besar daripada Man La Yahdhuruhul Faqih, seperti dinyatakan oleh Syaikh At Thaifah dalam Al Fahrasat, begitu juga oleh Syaikh Muntajabuddin dalam Fahrasnya. Ibnu Syahr Asyub mengatakan dalam Ma’alimul Ulama, bahwa kitab Madinatul Ilmi terdiri dari 10 jilid, sedangkan Man La Yahdhuruhul Faqih hanya 4 jilid.

Kitab ini menuqil lebih banyak sabda Nabi Muhammad daripada keempat Kitab rujukan syi’ah. Ayah dari Syaikh Al Baha’I Al Amili, -wafat tahun 984 H=991 M -, Dalam kitab wushulul akhyar ila ushulil akhbar hal 85, walid mengatakan: “Dan lima kitab ushul (mazhab) kami, yaitu Al Kafi, Madinatul Ilmi, Man La yahdhuruul faqih, At Tahdzib dan Al Istibshar, telah memuat kebanyakan hadits yang diriwayatkan dari Nabi dan para Imam maksum, “

Sayang sekali kitab itu hilang dari peredaran padahal sudah beredar selama 500 tahun (aneh). Pekerjaan melenyapkan sebuah kitab yang berumur 500 tahun lebih, bukanlah pekerjaan mudah.

Dalam hal ini jika kita membaca kabar terakhir kitab itu ditemukan, yaitu sekitar tahun 980 H, ternyata masa itu adalah masa kekuatan dinasti shafavid di iran, di mana saat itu mazhab syiah imamiyah berkembang pesat, hingga merubah Iran yang dulunya mayoritas sunni, menjadi negara syiah seperti kita saksikan bersama. Jauh setelah dinasti Umayah runtuh. Perlu diketahui, dinasti shafavid berkuasa di Iran antara tahun 1501 M = 906 H, sampai sekitar tahun 1736 M= 1148 H.

Ulama syiah: Allamah Al Majlisi, begitu juga dari generasi sesudahnya, yaitu Hujjatul Islam As Syafati, Sayyid Muhammad Baqir Al Jilani Al Ashfahani, mengeluarkan banyak uang, untuk mencari kitab Madinaatul Ilmi,  tetapi tetap tidak menemukannya.


П

Abu Hurairah digugat syi’ah! karena meriwayatkan 5000 hadits hanya dengan tiga tahun masuk Islam. sedangkan Abubakar yang 22 tahun sebelum Nabi wafat riwayat haditsnya tidak sebanyak itu. Adalah Abdul Husein Syarafuddin Al Musawi, yang menulis buku berjudul Abu Hurairah. Buku ini memuat gugatan terhadap Abu Hurairah.

Mengapa Abu Hurairah meriwayatkan hadits lebih banyak dari Abubakar?
Singkatnya, karena Abubakar wafat dua tahun setelah Nabi wafat, hingga tidak memiliki banyak murid seperti Abu Hurairah yang wafat tahun 57 H. Abu Hurairah memiliki murid yang banyak, disebutkan bahwa 800 orang baik dari kalangan sahabat maupun tabi’in pernah mendengar hadits Nabi dari Abu Hurairah. Bisa dilihat dalam kitab AL Isti’ab, Siyar A’lam Nubala, Hilyatul Auliya, Tahdzibul Kamal dan kitab-kitab liannya. Maka tidaklah mengherankan jika riwayat Abu Hurairah sedemikian banyak tersebar dalam kitab-kitab hadits, jauh lebih banyak dibanding riwayat Abubakar. Begitu juga Ali, yang tidak memiliki murid sebanyak Abu Hurairah, namun riwayat Ali dalam kitab Ahlussunnah lebih banyak dari riwayat Abubakar, Umar dan Utsman.

Juga Abu Hurairah selama tiga tahun kehidupannya di Madinah tinggal di masjid, termasuk mereka yang disebut sebagai ahlussuffah, yang tidak memiliki pekerjaan. Maka Abu Hurairah menggunakan kesempatan itu untuk menimba ilmu dari Nabi. Sementara sahabat lainnya tidak memiliki waktu luang seperti Abu Hurairah, hingga Ibnu Umar pun pernah berkata pada Abu Hurairah, seperti dalam Sunan Tirmidzi : wahai Abu Hurairah, engkau adalah orang yang paling sering bersama Rasulullah saw dan orang yang paling mengetahui haditsnya di antara kami.

Ada yang lebih “dahsyat” dari Abu Hurairah, yang dapat meriwayatkan 70.000 hadits dalam sekali pertemuan!!! Siapa dia?

Dialah Jabir Al Ju’fi . Al Hurr Al Amili dalam Wasa’il Syi’ah jilid 20 hal 151 mengatakan: dia meriwayatkan tujuh puluh ribu hadits dari Al Baqir, dan meriwayatkan seratus empat puluh ribu hadits, nampaknya tidak ada perawi yang meriwayatkan hadits dari para imam secara langsung, yang lebih banyak dari Jabir .
Lalu pertanyaannya, berapa lama Jabir Al Ju’fi  menimba ilmu dari Abu Ja’far? Kita simak jawabannya dalam Rijalul Kisyi jilid 2 hal 437, yang ditahqiq oleh Sayid Mahdi Raja'i, terbitan Muassasah Alulbait Alaihimussalam, Ja’far As Shadiq mengatakan : aku hanya melihat dia menemui ayahku sekali saja, dia belum pernah masuk menemuiku sama sekali.
Lalu dari mana Jabir Al Ju’fi meriwayatkan puluhan ribu hadits jika hanya sekali bertemu Abu Ja’far?
П
Kemana riwayat Jabir Al Ju’fi yang meriwayatkan 70.000 hadits itu? . Sedangkan jumlah hadits dalam 4 literatur utama syiah adalah sekitar 44244 hadits, seperti tercantum dalam A’yanus Syi’ah jilid 1 ha 248. Berarti bisa dibilang sebagian besar riwayat dalam literatur hadits syiah adalah melalui perawi yang satu ini.
Zurarah menjelaskan:”Demi Allah, jika aku menceritakan semua yang kudengar dari Abu Abdullah, maka kemaluan laki-laki pasti berdiri di atas kayu.” Bisa dilihat dalam Rijal Al Kisyi hal 123. (Kitab biografi hadts syi’ah).
Apakah karena seperti yang diungkapkan Zurarah bahwa riwayat dari para Imam syi’ah akan membangkitkan kemaluan laki laki “berdiri”, sehingga tidak semua dimuat?.
П

Sunni memiliki kitab shahih seperti Shahih Bukhari dan Muslim (sanadnya shahih). Tetapi di Syi’ah tidak ada satupun kitab yang memuat semuanya shahih. Sebenarnya tidaklah sulit bagi ulama syi’ah untuk mengumpulkan hadits shahih. Tinggal memilih hadits-hadits shahih dalam 4 kitab hadits rujukan (sumber) syi’ah, kemudian dikumpulkan dalam satu Kitab.

Mengapa tidak ada?
adalah Muhammad bin Hasan Al Hurr Al Amili penulis kitab Wasa’il Syi’ah –salah satu dari delapan literatur utama hadits syi’ah-, yang menyatakan dalam kitab wasa’il syi’ah jilid 30 hal 260 : hadits shahih adalah yang diriwayatkan oleh seorang penganut imamiyah yang adil dan kuat hapalannya di seluruh tingkatan periwayatan, lalu dia menyatakan: jika kriteria ini diberlakukan maka seluruh hadits syi’ah tidak ada yang shahih

Syi’ah tidak menggunakan adil sebagai syarat shahih, cukup tsiqoh (bisa dipercaya), walaupun berita itu disampaikan oleh yang tidak memenuhi syarat adil.

Dirangkum dari berbagai sumber
Oleh: M Iman taufiqurrahman
10 februari 2011, Bandung

READ MORE - FAKTA DAN DATA HADITS SYI'AH >> oleh : m iman taufiqurrahman

Rabu, 23 Februari 2011

FREEMASONRY: Sejarah dan Keyakinan | oleh: m iman taufiqurrahman

Freemasonry:
Sejarah dan Keyakinan


SEJARAH FREEMASONRY

Freemasonry tidak dapat dilepas dari kaitanya dengan Ksatria Templar pada perang salib.

Ksatria Templar
Setelah para pejuang salib mampu membinasakan  sekitar 40.000 Muslim dengan cara yang sangat biadab. Pejuang salib kemudian menjadikan Yerusalem ibukota mereka, dan membangun Kerajaan Latin yang membentang dari perbatasan Palestina hingga ke Antioch (Antakia).

Para salibis kemudian membentuk ordo-ordo militer yang datang dari Eropa ke Palestina. Mereka tinggal di biara / kuil kuil yang dijadikan sarang militer.

Dua ksatria Prancis, Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer pada tahun 1118 (20 tahun jatuhnya palestina ke tangan para salibis), membentuk ordo TEMPLAR.

Para Templar menyebut dirinya “tentara miskin”, tetapi dalam waktu singkat mereka menjadi sangat makmur. Mereka mengontrol penuh para peziarah Kristen yang berdatangan dari Eropa ke Palestina, dan menjadi sangat kaya dari uang para peziarah tersebut. Mereka pula yang pertama kali menyelenggarakan sistem cek dan kredit, menyerupai yang ada pada sebuah bank. Menurut penulis Inggris, Michael Baigent dan Richard Leigh, mereka membangun semacam kapitalisme abad pertengahan, dan merintis jalan menuju perbankan modern dengan transaksi mereka yang berbasis bunga.

komandan besar Islam Saladin (Shalahuddin Al Ayyubi), yang mengalahkan pasukan salib pada tahun 1187 pada Pertempuran Hattin, dan kemudian membebaskan Yerusalem, menghukum mati para Templar karena pembunuhan yang mereka lakukan, walaupun sebenarnya ia mengampuni banyak sekali orang Kristen.

Para ksatria TEMPLAR yang selamat,  lari dan mengkonsentrasikan kekuatannya di EROPA (Prancis dan negara-negara lainnya).  Kekuatan politik para TEMPLAR menggelisahkan raja raja di Eropa. Para gerejawan juga resah karena para TEMPLAR ini mempraktekan ritual ritual pemujaan SETAN.

Pada tahun 1307, Raja Prancis Philip le Bel memutuskan untuk menangkap anggota-anggota ordo ini. Sebagiannya berhasil melarikan diri tetapi kebanyakan mereka tertangkap. Paus Clement V juga bergabung dalam pembersihan ini. Setelah periode panjang interogasi dan pengadilan, banyak anggota Templar mengakui keyakinan 'bidah' mereka, bahwa mereka menolak iman Kristiani dan menghina Yesus dalam misa mereka.  Akhirnya, para pemimpin Templar, yang dinamai “Imam Besar (Grand Master)”, mulai dari yang terpenting dari mereka, Jacques de Molay, dihukum mati pada tahun 1314 atas perintah Gereja dan Raja. Kebanyakan mereka dijebloskan ke dalam penjara, dan ordo tersebut tumpas dan secara resmi menghilang.

Tetapi, walaupun sudah dibubarkan “secara resmi”, ia tidak benar-benar musnah. Selama penangkapan tiba-tiba pada tahun 1307, beberapa Templar lolos, dan berhasil menutupi jejak mereka. Menurut tesis yang berdasarkan pada berbagai dokumen sejarah, sejumlah besar mereka berlindung di satu-satunya kerajaan di Eropa yang tidak mengakui kekuasaan Gereja Katolik di abad keempat belas, yaitu Skotlandia. Di sana, mereka menyusun kekuatan kembali di bawah perlindungan Raja Skotlandia, Robert the Bruce. Tak lama kemudian, mereka menemukan penyamaran yang tepat untuk melanjutkan gerakan rahasia mereka: mereka menyusup ke dalam gilda (serikat sekerja) terpenting di Kepulauan Inggris abad pertengahan — loge (pemondokan) para tukang batu, dan segera, mereka menguasai loge-loge ini sepenuhnya.

Lambang Freemasonry
Loge para tukang batu berganti nama pada awal era modern, dengan “Loge masonik” / loji para tukang batu.  Pendeknya, para Templar tidak tertumpas, sebaliknya filsafat serta berbagai kepercayaan dan upacara mereka tetap berlangsung di balik samaran Freemasonry.

KEYAKINAN MASONIYAH

Pada akhir abad kesembilan belas, Charles Wilson dari Royal Engineers mulai melakukan riset arkeologis di Yerusalem. Dia sampai kepada pendapat bahwa para Templar telah mendatangi Yerusalem untuk mempelajari reruntuhan kuil tersebut. Wilson menemukan jejak-jejak penggalian dan ekskavasi di bawah pondasi kuil tersebut, dan menyimpulkan bahwa hal ini dilakukan dengan peralatan milik para Templar. Barang-barang ini masih ada di dalam koleksi Robert Brydon, yang memunyai arsip yang sangat luas tentang informasi mengenai para Templar.

Para penulis The Hiram Key berpendapat bahwa penggalian-penggalian para Templar ini bukannya tanpa hasil; karena di Yerusalem ordo tersebut menemukan berbagai peninggalan tertentu yang mengubah cara mereka memandang dunia. Selain itu, banyak peneliti berpendapat serupa. Mestilah ada SESUATU yang menuntun para Templar, walau pada faktanya mereka sebelumnya adalah pengikut Kristen dan datang dari bagian dunia Kristen, untuk mengadopsi suatu sistem keimanan dan filsafat yang sepenuhnya berbeda dari agama Kristen, merayakan misa-misa bidah, dan melakukan berbagai upacara sihir. 

Menurut pandangan umum dari banyak peneliti, “sesuatu” itu adalah Kabbalah (Qabbala).
Sebagian peneliti memandang KABBALAH adalah sekte YAHUDI. Tetapi jika kita melihat asal-usulnya, ternyata Kabbalah itu ada sebelum agama Yahudi. Tetapi berkembang sejalan dengan perkembangan agama Yahudi.

Ahli sejarah Prancis, Gougenot des Mousseaux, menjelaskan bahwa Kabbalah memang jauh lebih tua daripada agama Yahudi.

Ahli sejarah Yahudi, Theodore Reinach, mengatakan bahwa Kabbalah merupakan “suatu racun teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi.” 17 Solomon Reinach mendefinisikan Kabbalah sebagai “salah satu penyimpangan pikiran manusia yang terburuk”.18

Alasan Reinach menyatakan Kabbalah sebagai “salah satu penyimpangan pikiran manusia yang terburuk” adalah karena doktrinnya sebagian besar berhubungan dengan ilmu sihir. Selama ribuan tahun, Kabbalah telah menjadi salah satu batu pondasi bagi setiap jenis upacara sihir. Para rabbi yang mempelajari Kabbalah dipercaya memiliki kekuatan gaib yang besar. Juga, banyak non-Yahudi yang telah terpengaruh dengan Kabbalah, dan mencoba memraktikkan ilmu sihir dengan menggunakan doktrin-doktrinnya. Kecenderungan esoterik yang terjadi di Eropa selama akhir Abad Pertengahan, khususnya sebagaimana yang dipraktikkan oleh para ahli alkimia, sangat banyak yang berakar dari Kabbalah. 

Ahli sejarah Yahudi Fabre d'Olivet menyebutkan bahwa Kabbalah berasal dari Mesir Kuno. Menurut penulis ini, Kabbalah mengakar hingga ke Mesir Kuno. Kabbalah merupakan suatu tradisi yang dipelajari oleh sebagian pemimpin Bani Israil di Mesir Kuno, dan diteruskan sebagai tradisi dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.

Walaupun demikian tidaklah dapat dipungkiri jika Freemasonry ini kemudian berselingkuh dengan YAHUDI setelah di berantas oleh Kristen Katolik. Yahudi dipandang sebagai agama yang dapat disusupi dan dijadikan komprador untuk menguasai dunia.

Harun Yahya meringkas hubungan FREEMASONRY  dengan KABBALAH dalam beberapa point berikut ini:

1. Kita memulai pembahasan dengan membicarakan Ordo Templar yang dianggap sebagai asal muasal Freemasonry. Kita telah melihat bahwa, walaupun didirikan sebagai sebuah ordo Kristen, Templar dipengaruhi oleh doktrin-doktrin rahasia yang mereka temukan di Yerusalem, lalu meninggalkan sepenuhnya agama Kristen dan menjadi organisasi antiagama yang memraktikkan ritus-ritus bidah. 

2. Ketika kita mempertanyakan doktrin apa ini yang memengaruhi Templar, kita temukan bahwa ia pada dasarnya adalah Kabbalah. 

3. Ketika kita mengkaji Kabbalah, kita menemukan bukti bahwa, betapapun banyaknya ia mungkin menyerupai mistisisme Yahudi, ia adalah sebuah doktrin pagan yang lebih tua dari agama Yahudi, yang kemudian menyusupinya, dan bahwa akarnya yang sebenarnya ditemukan di Mesir Kuno. 

4. Mesir Kuno diperintah oleh sistem pagan Fir'aun, dan di sana kita temukan sebuah gagasan yang membentuk dasar dari filsafat ateistis modern: bahwa alam semesta ada dengan sendirinya, dan berkembang oleh kebetulan

FREEMASONRY adalah organisasi sangat rahasia yang bertujuan menguasai dunia, akar idiologisnya adalah KABBALAH / pemujaan setan (berhala) yang dapat ditemukan akarnya pada idiologi Namrudz dan Fir’aun di Mesir. Freemasonry juga mempraktekan pemujaan kepada setan dan praktek praktek sihir.

 Sumber:
1. http://www.harunyahya.com/
2. http://id.wikipedia.org/
3. http://konspirasi.com/

READ MORE - FREEMASONRY: Sejarah dan Keyakinan | oleh: m iman taufiqurrahman

Selasa, 15 Februari 2011

SEJARAH SYI'AH

Di bawah ini adalah ringkasan sejarah kelompok rofidhoh, kanker yang menggerogoti umat islam, akan kita bahas peristiwa penting dalam sejarah mereka dengan menyebutkan peristiwa yang secara langsung berkaitan dengan mereka.

14 H. peristiwa yang terjadi pada tahun 14 H inilah pokok dan asas dari kebencian kaum rofidhoh terhadap Islam dan kaum muslimin, karena pada tahun ini meletus perang Qodisiyyah yang berakibat takluknya kerajaan persia majusi,nenek moyang kaum rofidhoH. Pada saat itu kaum muslimin dibawah kepemimpinan Umar bin Khottob Radhiyallahu Anhu.


16 H. Kaum muslimin berhasil menaklukkan ibukota kekaisaran persia, Mada’in. dengan ini hancurlah kerajaan persia. Kejadiaan ini masih disesali oleh kamum rafidhoh hingga saat ini.

23 H. Abu Lu’lu’ah Al Majusi yang dijuluki Baba Alauddin oleh kaum rofidhoh membunuh Umar bin Khottob Radhiyalahu Anhu.

34 H. Munculnya Abdullah bin saba’, si yahudi dari yaman yang dijuluki Ibnu sauda’ berpura2 masuk Islam, tapi menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Dia menggalang kekuatan dan melancarkan provokasi melawan khalifah ketiga Utsman bin Affan Radhiyalahu Anhu hingga dibunuh oleh para pemberontak karena fitnah yang dilancarkan oleh ibnu sauda’(abdullah bin saba’) pada tahun 35 H. Keyakinan yang diserukan oleh abdullah bin saba’ berasal dari akar yahudi nasrani dan majusi yaitu menuhankan Ali bin Abi Tolib Radhiyalahu Anhu, wasiat, roj’ah,wilayah, keimamahan , bada’ dan lain-lain.

36 H. Malam sebelum terjadinya perang jamal kedua belah pihak telah bersepakat untuk berdamai. Mereka bermalam dengan sebaik2 malam sementara Abdullah bin saba’ dengan konco-konconya bermalam dengan penuh kedongkolan. Lalu dia membuat provokasi kepada kedua belah pihak hingga terjadilah fitnah seperti yang diinginkan oleh ibnu saba’. Pada masa kelhilafahan Ali bin Abi Tolib kelompok abdullah bin saba’ datang kepada Ali bin Abi Tolib Radhiyalahu Anhu seraya berkata “kamulah, kamulah !!” Ali bin Abi Tolib menjawab :”siapakah saya?” kata mereka “kamulah sang pencipta !!” lalu Ali bin Abi Tolib menyuruh mereka untuk bertobat tapi mereka menolak. Kemudian Ali bin Abi Tolib menyalakan api dan membakar mereka.

41 H. tahun ini adalah tahun yang dibenci oleh kaum rofidhoh karena tahun ini dinamakan tahun jama’ah atau tahun persatuan karena kaum muslimin bersatu dibawah pimpinan kholifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyalahu Anhu sang penulis wahyu karena Hasan bin Ali bin Abi Tolib menyerahkan kekhilafahan kepada mu’awiyah, dengan ini maka surutlah tipu daya kaum rofidhoH.

61 H. Pada tahun ini Husein bin Ali terbunuh di karbala setelah ditinggal oleh penolongnya dan diserahkan kepada pebunuhnya.

260 H. Hasan Al Askari meninggal dan kaum rofidhoh menyangka bahwa imam ke 12 yang ditunggu-tunggu telah bersembunyi di sebuah lobang di samurra’ dan akan kembali lagi ke dunia.

277 H. Munculnya gerakan rofidhoh qoromitoh yang didirikan oleh Hamdan bin Asy’ats yand dikenal dengan julukan qirmit di kufaH.

278 H. Munculnya gerakan qoromitoh di bahrain dan ahsa’ yang dipelopori oleh Abu Saad Al Janabi

280 H. Munculnya kerajaan rofidhoh zaidiyah di So’dah dan San’a di negeri Yaman yang didirikan oleh Husein bin Qosim Arrossi.

297 H. Munculnya kerajaan ubaidiyin di mesir dan maghrib(maroko) yang didirikan oleh Ubaidillah bin Muhammad Al Mahdi.

317 H. Abu Tohir Arrofidhi Al Qurmuti masuk ke kota mekah pada hari tarwiya (8 Dzulhijjah)dan membunuh jamaah haji di masjidil Haram serta mencongkel hajar aswad dan membawanya ke ahsa’ hingga kembali lagi pada tahun 355 H. Kerajaan mereka tetap eksis di ahsa’ hingga tahun 466 H. Pada tahun ini berdirilah kerajaan Hamdaniyah di mousul dan halab dan tumbang pada tahun 394 H.

329 H. Pada tahun ini Allah telah menghiakan kaum rofidhoh karena pada tahun ini dimulailah ghoibah al kubro atau menghilang selamanya. Karena menurut mereka imam rofidhoh ke 12 telah menulis surat dan sampai kepada mereka yang bunyinya : telah dimulailah masa menghilangku dan aku tidak akan kembali sampai masa diijinkan oleh Allah, barangsiapa yang berkata dia telah berjumpa denganku maka dia adalah pembohong. Semua ini supaya menghindar dari paertanyaan orang awam kepada ulama mereka tentang terlambatnya imam mahdi keluar dari persembunyiannya.

320-334 H. Munculnya kerajaan rofidhoh buwaihi di dailam yang didirikan oleh buwaih bin syuja’. Mereka membuat kerusakan di baghdad. Pada masa mereka orang2 bodoh mulai berani memaki2 sahabt Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam.

339 H. Hajar aswad dikembalikan ke mekkah atas rekomendasi dari pemerintahan ubaidiyah di mesir.

352 H. Pemerintahan buwaihi menutup pasar2 tanggal 10 muharrom serta meliburkan semua kegiatan jual beli, maka keluarlah wanita2 tanpa mengenakan jilbab dengan memukul diri mereka di pasar. Pada saat itu pertama kali dalam sejarah diadakan perayaan kesedihan atas meninggalnya husein bin Ali bin Abi Tolib.

358 H. Kaum rofidhoh Ubaydiy menguasai mesir. Salah satu pemimpinya yang terkenal adalah Al Hakim biamrillah yang mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan dan menyeru kepada pendapat reinkarnasi. Dengan ambruknya kerajaan ini tahun 568 H muncullah gerakan Druz.

402 H. Keluarnya pernyataan kebatilan nasab fatimah yang digembar gemborkan oleh penguasa kerejaan ubaidiyah di mesir dan menjelaskan ajaran mereka yang sesat dan mereka adalah zindiq dan telah dihukumi kafir oleh seluru ulama’ kaum muslimin.

408 H. Penguasa kerajaan ubaidiyah di mesir yangb ernama Al Hakim biamrillah mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan. Salah satu dari kehinaannya adalah dia berniat untuk memindahkan kubur Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dari kota medinah ke mesir sebanyak 2 kali. Yang pertama adalah ketika dia disuruh oleh beberapa orang zindik untuk memindahkan jasad Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ke mesir. Lalu dia membangun bangunan yang megah dan menyruh Abul Fatuh untuk membongkar kubur Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam lalu masyarakat tidak rela dan memberontak membuat dia mengurungkan niatnya. Yang kedua ketika mengutus beberapa orang untuk membongkar kuburan Nabi. Utusan ini tinggal didekat mesjid dan membuat lobang menuju kubur Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Lalu makar mereka ketahuan dan utusan tersebut dibunuH.

483 H. Munculnya gerakan Assasin yang menyeru kepada kerajaan ubaidiyah di mesir didirikan oleh hasan Assobah yang memiliki asal usul darah persia. Dia memulai dakwahnya di wilayah persia tahun 473 H.

500 H. Penguasa ubaidiyun membangun sebuah bangunan yang megah diberi nama mahkota Husein. Mereka menyangka bahwa kepala husein bin ali bin abi tolib dikuburkan di sana. Hingga saat ini banyak kaum rofidhoh yan gberhaij ke tempat tersebut. Kita bersyukur kepada Allah atas nikmat akal yang diberikan kepada kita.

656 H. Penghianatan besar yang dilakukan oleh rofidhoh pimpinan Nasiruddin Al Thusi dan Ibnul Alqomi yang bersekongkol dengan kaum tartar mongolia agar masuk ke baghdad dan membunuh 2 juta muslim dan banyak dari bani hasyim yang seolah2 dicinai oleh kaum rofidhoH. Pada tahun yang sama muncullah kelompok Nusairiyah yang didirikan oleh Muhammad bin Nusair.

907 H. Berdirinya kerajaan Safawiyah di iran yang didirikan oleh shah ismail bin haidar al safawi yang juga seorang rofidhoh. Dia telah membunuh hampir 2 juta muslim yag menolak memeluk mazhab rofidhoh. Pada saat masuk ke baghdad dia memaki khulafa’ rosyidin di depan umum dan membunuh mereka yang tidak mau memeluk mazhab rofidhoh. Tak ketinggalan pula dia membongkar banyak kuburan orang sunni seperti Abu HanifaH. Termasuk peristiwa penting yang terjadi pada masa kerajaan sofawiyah adalah ketika shah abbas berhaji ke masyhad untuk menandingi haji di mekah. Pada tahun yang sama sodruddin al syirozi memulai dakwahnya kepada mazhab baha’iyah. Mirza ali muhammad al syirozi mengatakan bahwa Allah telah masuk ke dalam dirinya, setelah mati dia digantikan oleh muridnya Baha’ullah. Sementara itu di india muncul kelompok Qodiyaniyah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad yang mengatakan bahwa dirinya dalah Nabi. Kerajaan safawiyah berakhir pada tahun 1149 H.

1218 H. Seorang rofidhoh dari irak daang ke dar’iyah di najd dan menampakkan kesalehan dan kezuhudan. Pada suatu hari dia solat di belakang imam muhammad bin su’ud dan membunuhnya ketika dia sedang sujud saat solat asar dengan belati. Semoga Allah memerangi kaum rofidhoh para pengkhianat.

1289 H. Pada tahun ini buku fashlul khitob fi tahrifi kitabi robbil arbab (penjelasan bahwa kitab Allah telah diselewengkan dan diubah) karangan Mirza Husain bin Muhammad Annuri Attobrosi . kitab ini memuat pendapat rofidhoh bahwasanya Al Qur’an yang ada saat ini telah diselewengkan, dikurangi dan ditambah.

1389 H. Khomeini menulis buku Wilayatul faqih dan AL Hukumah AL IslamiyaH. Sebagian kekafiran yang ada pada buku tersebut (Al Huykumah AL Islamiyah hal 35) : khomeini berkata bahwa termasuk hal pokok dalam mazhab kita adalah bawah para imam kita memiliki posisi yang tidak dapat dicapai oleh para malaikat dan para Nabi.

1399 H. Berdirinya pemerintahan rofidhoh di Iran yang didirikan oleh Khomeini setelah berhasil menumbangkan pemerintahan syah iran. Ciri khas negara ini adalah mengadakan demonstrasi dan tindakan anarkis atas nama revolsi Islam di tanah suci mekah pada hari mulia yaitu musim haji.

1400 H. Khomeini menyampaikan pidatonya pada peringatan lahirnya imam mahdi fiktif mereka pada tanggal 15 sya’ban. Sebagian pidatonya berbunyi demikian : para Nabi diutus Allah untuk menanamkan prinsip keadilan di muka bumi tapi mereka tidak berhasil, bahkan Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam yang diutus untuk memperbaiki kemanusiaan dan menanamkan prinsip keadilan tidak berhasil.. yang akan berhasil dalam misi itu dan menegakkan keadilan di muka bumi dan meluruskan segala penyimpangan adalah imam mahdi yang ditunggu-tunggu…. begitulah menurut khomeini para Nabi telah gagal, termasuk Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam … sementara revolusi kafirnya telah berhasil.

1407 H. Jamaah haji iran mengaakan demonstari besar-besaran di kota mekah pada hari jum’at di musim haji tahun 1407. mereka melakukan tindakan perusakan di kota mekah seperti kakek mereka kaum qoromitoh, mereka membunuh beberapa orang aparat keamanan dan jamaah haji, merusak dan membakar toko, merusak dan membakar mobil beserta mereka yang berada di dalamnya. Jumah korban saat itu mencapai
 402 orang tewas, 85 dari mereka adalah aparat keamanan dan penduduk saudi.

1408 H. Mu’tamar Islam yang diadakan oleh Liga Dunia Islam di mekah mengumumkan fatwa bahwa khomeini telah kafir.

1409 H. Pada musim haji tahun ini kaum rofidhoh meledakkan beberapa tempat sekitar masjidil haram di kota mekah. Mereka meledakkan bom itu tepat pada tanggal 7 Dzulhijjah dan mengakibatkan tewasnya seorang jamaah haji dari pakistan dan melukai 16 orang lainnya serta mengakibatkan kerusakan bangunan yang sangat besar. 16 pelaku insiden itu berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1410 H.

1410 H. Khomeini meninggal dunia, semoga Allah memberinya balasan yang setimpal. Kaum Rofidhoh membangun sebuah bangunan yang menyerupai kakbah di mekah, semoga Allah memerangi mereka.
sumber : www.hakekat.com
READ MORE - SEJARAH SYI'AH

Minggu, 13 Februari 2011

ISLAM: Wajib Dimenangkan (1)> SUMBER AL-ISLAM oleh>> Musafir Kelana

ס
ISLAM:
Wajib Dimenangkan

Artinya:  Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (QS At-Taubah (9) ayat 33)
Didalam ayat ini setidaknya ada 4 kandungan ayat yang akan disusun dalam 4 tema berikut ini:
~ Sumber Al-Islam
~ Pemangku Amanah Allah
~ Perbandingan Dinul-Haq & Dinul Bathil
~ Musuh Risalah



ס   
SUMBER 
AL-ISLAM

Islam adalah Dien (system hidup) yang bersumber dari Allah SWT. 
Artinya: Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (QS Asy-Syura (42) ayat 13)
Islam sebagai Din adalah “Syari’ah” atau aturan, tepatnya aturan dari Allah SWT, bukan karya budi daya manusia. Syari’ah dari Allah ini meliputi  


  ~ Syari’ah Fil Ubudiyyah (tata aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah yaitu aqidah dan ubudiyyah)
~ Syari’ah Fil Muamalah (tata aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama / muamalah yang neliputi POLEKSISBUDMILKAM) 
~ Syari’ah Fil Kaun (tata aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan alam semesta)

Islam adalah syari’ah (tata aturan) dari Allah SWT yang komplit mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.









Artinya: ”…dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu …” (QS An-Nahl (16) ayat 89)

Karena Dinul Islam itu bersumber dari Allah SWT maka sumber hukumnya adalah wahyu (Al-Qur’an).

Artinya: Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?" (QS Al-Baqarah (2) ayat 170)
Artinya: "dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (QS Al-Maaidah (5) ayat 49)

bersambung (insya Allah)



Tulisan terkait:
Islam Dien wahidun
Islam: Bukan sekedar Agama
READ MORE - ISLAM: Wajib Dimenangkan (1)> SUMBER AL-ISLAM oleh>> Musafir Kelana

Jumat, 11 Februari 2011

((GHADIR KHUM yang di distorsi)) Keistimewaan Ali RA (6) >> oleh: m iman taufiqurrahman


GHADIR KHUM
Yang di DISTORSI

من كنت مولاه فعلي مولاه
Barangsiapa yang menganggap saya mawla-nya,
maka Ali adalah mawla-nya.
Sabda Rasulullah SAW di Ghadir Khum.

  Keistimewaan Ali RA
Syi’ah memandang dengan sabda rasul bahwa Ali RA harus dijadikan Maula’ berarti Rasul mengistimewakan Ali RA diatas sahabat yang lain, sehingga dalam keistimewaannya itu Ali RA lah yang berhak atas Imamah pasca Rasulullah SAW.

Padahal pujian serupa juga dialamatkan Rasulullah SAW kepada para sahabat lain selain Ali Bin Abi Thalib. Hadit  yang berhubungan dengan pujian terhadap Umar bin Khattab ra.
3686 – حدثنا سلمة بن شبيب حدثنا المقرئ عن حيوة بن شريح عن بكر بن عمرو عن مشرح بن هاعان عن عقبة بن عامر قال Y قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لو كان بعدي نبي لكان عمر بن الخطاب
قال هذا حديث حسن غريب لا نعرفه إلا من حديث مشرح بن هاعان K حسن  
(5/619)
Imam Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Uqbah bin ‘Aamir, bahwasanya Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam bersabda “Jika ada Nabi sesudahku, tentu yang akan menjadi Nabi adalah Umar bin Khaththab.”[HR. Tirmidzi, 5/619 No. 3686]

Apakah kemudian kaum muslimin ahlus sunnah yang dulu sampai sekarang memahami hadits di atas sebagai bentuk penunjukkan kepada Umar ra sebagai pengganti Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam? Padahal pujian Nabi shalallahu ’alaihi wasallam tersebut sudah cukup layak sekali untuk mengatakan bahwa Umar ra pantas sebagai khalifah sepeninggal beliau, Coba anda bandingkan dengan hadits Maula dalam hadits Ghadir khum di atas.
Demikian juga hadits di bawah ini
3689 – حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ قَزَعَةَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ كَانَ فِيمَا قَبْلَكُمْ مِنْ الْأُمَمِ مُحَدَّثُونَ فَإِنْ يَكُ فِي أُمَّتِي أَحَدٌ فَإِنَّهُ عُمَرُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Pada umat-umat terdahulu ada beberapa orang Muhadatsun (Orang yang menerima ilham). Dan jika ada satu pada umatku yang seperti itu, maka Umar adalah orangnya.(Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari (3689) dan Muslim(Fadha’ilish-Shahabah/23) pada bab ”min fadha’ili Umar radhiyallahu ‘anhu (keutamaan Umar radhiyallahu ‘anhu”. Diriwayatkan juga oleh Tirmidzi 5/622 No. 3693)).
Coba lihat juga hadits tentang Abu Bakar ra.

وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلاً لاَتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلاً وَلَكِنْ أُخُوَّةُ اْْلإِ سْلاَمِ

Kalau aku mengambil seorang kekasih, niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai khalil (kekasih), tetapi persaudaraan Islam lebih baik. (HR. Bukhari dengan Fathul Bary, juz 7, hal. 359, hadits 3654; Muslim dengan Syarh Nawawi, juz 15 hal. 146, hadits 6120)

Al-Khullah adalah kecintaan yang paling tinggi. Para ulama menyatakan bahwa derajat khullah lebih tinggi dari tingkatan mahabbah. Oleh karena itu seorang yang disebut sebagai khalil, lebih tinggi kedudukannya daripada habib. Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah bahwa Allah hanya mengambil dua orang manusia sebagai khalil, yaitu nabi Ibrahim dan Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan masalah mahabbah Allah sering menyebutkan dalam al-Qur’an, Allah mencintai orang-orang yang beriman, sabar, berjihad di jalan-Nya dan lain-lain.

Oleh karena itu, berdasarkan hadits-hadits ini dan banyak hadits serupa lainnya berbicara tentang sahabat yang lain, kita lihat bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menyebut Ali ra sebagai Maula (teman yang dicintai) bukanlah merupakan penunjukkan nabawiah untuk menjadikannya khalifah karena ada banyak hadits-hadits pujian serupa yang ditujukan kepada sahabat selain Ali ra. Syi’ah menolak semua hadits yang berkaitan dengan apa yang mereka tidak sukai dan menerima hanya hadits-hadits yang berhubungan dengan Ali ra. Maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa Syi’ah akan menerima riwayat hadits dari “Mickey Mouse” yang isinya pujian terhadap Ali ra dan menolak hadits-hadits pujian terhadap Abu Bakar ra ataupun Umar ra dan sahabat lainnya walaupun hadits–hadits tersebut diriwayatkan oleh imam Ali ra sendiri.

O iya satu lagi, mari kita lihat tambahan ke dua dari hadits Ghadir khum :
“Ya Allah, jadikan teman, orang-orang yang menjadi temannya, dan jadikan musuh orang-orang yang memusuhinya”

Bandingkan dengan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam berikut ini mengenai Abu Bakar ra.
“…Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian semua (sebelum mereka masuk Islam). Namun kalian malah berkata, ‘Kamu adalah pendusta’. Berbeda dengan Abu Bakar yang membenarkan (ajaranku). Dia telah membantuku dengan jiwa dan harta bendanya. Apakah kalian akan meninggalkan aku (dengan meninggalkan) sahabatku?” Rasulullah mengucapkan kalimat itu sebanyak dua kali. Sejak itulah Abu Bakar tidak pernah disakiti (oleh seorang pun dari kaum Muslimin. (HR. Bukhari) 

Demikianlah, cara Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dalam membela sahabat-sahabat beliau yang memang mereka berhak untuk beliau bela pada kondisi yang memang memerlukan pembelaan beliau, baik itu Ali ra, Abu Bakar ra ataupun sahabat yang lainnya.

  
Dirangkum dari berbagai sumber
Oleh: m iman taufiqurrahman
11 februari 2011, Bandung

Semoga bermanfaat
Wassalamu alaikum

TULISAN TERKAIT:
TULISAN INI:
6. Keistimewaan Ali
READ MORE - ((GHADIR KHUM yang di distorsi)) Keistimewaan Ali RA (6) >> oleh: m iman taufiqurrahman

((GHADIR KHUM yang di distorsi)) Ayat Tabligh (5) >> oleh: m iman taufiqurrahman



GHADIR KHUM
Yang di DISTORSI

من كنت مولاه فعلي مولاه
Barangsiapa yang menganggap saya mawla-nya,
maka Ali adalah mawla-nya.
Sabda Rasulullah SAW di Ghadir Khum.
  5- ayat tabligh

Syi’ah memandang bahwa di ghadir Khum juga turun QS 5/67 :
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia… (Qur’an 5:67)

Kalimat terakhir pada ayat di atas mengindikasikan bahwa Nabi  begitu perhatian dengan reaksi dari umatnya ketika beliau menyampaikan risalah, tetapi Allah memberitahukan kepada beliau untuk tidak khawatir karena Allah akan melindungi beliau dari gannguan manusia.

Kemudian diikuti kalimat kunci menandakan penunjukkan yang jelas atas Ali as sebagai pemimpin kaum muslimin. Nabi  mengangkat tangan Ali dan bersabda :
“Barangsiapa yang menganggap aku sebagai pemimpinnya (Mawla), maka Ali adalah pemimpinnya (Mawla)”.

Segera setelah Nabi  selesai menyampaikan hal itu, ayat Al-Qur’an berikut ini turun :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (Qur’an 5:3)
Ayat di atas mengindikasikan dengan jelas Islam tanpa menjelaskan kepemimpinan sesudah Nabi  tidaklah sempurna, dan penyempurnaan dari agama adalah pengumuman dengan segera mengenai pengganti beliau.

Begitulah kiranya dalih para kaum syi’ah untuk menunjukan bahwa Ghadir Khum adalah peristiwa pengumuman Ke Imaman Ali RA setelah Rasulullah SAW.

Sungguh Klaim syi’ah bahwa ayat ini turun berhubungan dengan peristiwa ghadir Khum yang menjadi dalil tentang  penunjukkan Ali ra sebagai Khalifah; dengan kata lain, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam seharusnya tidak khawatir tentang reaksi buruk dari sahabat terhadap deklarasi mengenai Imamah ataupun Khilafah Ali ra.

Kalau kita lihat ayat sebelum dan sesudahnya maka ayat ini konteksnya adalah dengan gangguan Ahli Kitab. Perhatikan!

66. Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.

67. Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

68. Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.” Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.


Jadi kita lihat bahwa ayat sebelum dan sesudahnya berbicara mengenai Ahlul Kitab, dan dalam konteks ini ayat 5:67 diturunkan, untuk meyakinkan kembali Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau seharusnya tidak takut terhadap kaum Yahudi ataupun Nashrani dan bahwa beliau seharusnya menyampaikan dengan jelas Risalah Islam dimana akan dibuat tertinggi di atas kaum Yahudi dan Nashrani. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam diceritakan dalam ayat 5:67 bahwa beliau tidak seharusnya takut gangguan atau niat buruk dari orang-orang ini, dan dalam ayat selanjutnya 5:68 Allah berfirman bahwa apa yang diturunkan kepada beliau hanya akan “menambah kedurhakaan dan kekafiran pada kebanyakan dari mereka”. Ini adalah sangat jelas bahwa kita sedang membicarakan kelompok manusia yang sama, yaitu orang kafir diantara ahlul kitab yang membuat gangguan dan yang menjadi keras kepala dalam kedurhakaan dan kekafiran. Kita akan melihat dengan semakin jelas hubungan kedua ayat tersebut dengan memperhatikan kata kunci (key words) korelasi antara ayat 67 dan 68, yaitu terletak pada مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَapa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu”

Pada kenyataannya, seluruh bagian dari ayat-ayat tersebut membicarakan tentang Ahlul Kitab. Dimulai dari ayat 5:59 dan terus berlanjut sampai 5:86, mari kita perhatikan :
59. Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik ?

60. Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?.” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.

61. Dan apabila orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”, padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.

62. Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.

63. Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.

64. Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila’nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.

65. Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan.
66. Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.

67. Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

68. Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.” Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

69. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

70. Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.

71. Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi suatu bencanapun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), maka (karena itu) mereka menjadi buta dan pekak, kemudian Allah menerima taubat mereka, kemudian kebanyakan dari mereka buta dan tuli (lagi). Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.

73. Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.

74. Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya ?. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

75. Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).

76. Katakanlah: “Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?” Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

77. Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.”

78. Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
79. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.

80. Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan.

81. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.

82. Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.

83. Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).

84. Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh ?.”

85. Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya).
86. Dan orang-orang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka.

Sangat manipulatif dan akrobatik murahan jika QS 5/67 dihubungkan dengan peristiwa Ghadir Khum. Tidak ilmiyyah dan terlalu dipaksakan.

Beberapa referensi Sunni mengkonfirmasi bahwa turunnya ayat di atas terjadi tepat sebelum pidato Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam di Ghadir Khum:
 (1)         Tafsir al-Kabir, oleh Fakhr al-Razi, komentar untuk ayat 5:67, jilid 12, hal 49-50, diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Al-Bara’ bin Azib, dan Muhammad bin Ali.
(2)         Asbabun al-Nuzul, oleh Al-Wahidi, hal 150, diriwayatkan dari Athiyah dari Abu Sa’id Al-Khudri.
(3)         Nuzul al-Qur’an, oleh al-Hafidz Abu Nu’aim diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri.
(4)         Al-Fushul al-Muhimmah, oleh Ibnu Sabagh al-Maliki al-Makki, hal 24
(5)         Durr al-Mantsur, oleh al-Hafidz As-Suyuthi, komentar terhadap ayat 5:67
(6)         Fathul Qadir, oleh as-Syaukani, komentar terhadap ayat 5:67
(7)         Fathul Bayan, oleh Hasan Khan, komentar terhadap ayat 5:67
(8)         Syaikh Muhi al-Din al-Nawawi, komentar terhadap ayat 5:67
(9)         Al-Sirah al-Halabiyah, oleh Nur al-Din al-Halabi, jil 3 , hal 301
(10)     Umdatul Qari fi Syarah Shahih Bukhari, oleh al-Ayni
(11)     Tafsir al-Nisaburi, jil 6, hal 194
(12)     Dan banyak lagi seperti Ibnu Mardawaih dan lain-lain.

Seringkali mereka juga mecopi paste ahli tafsir sunni untuk mendukung pendapatnya. Contoh manipulatif syi’ah. Mereka mencoba membodohi Sunni dengan membuat seakan-akan Imam ar-Razi percaya bahwa ayat 5:67 ini turun di Ghadir Khum. Pada kenyataannya, Imam Razi mengatakan hal yang sungguh berlawanan dengan apa yang ada dalam kitabnya.

Imam Razi menyebutkan berbagai macam pendapat orang mengenai turunnya ayat tersebut. Beliau mendaftar 10 kemungkinan ketika ayat tersebut turun. Hal yang sudah diketahui dengan baik bahwa kebiasaan para ulama mendaftar adalah pandangan atau pendapat yang paling penting ditempatkan pada urutan yang pertama sedangkan yang paling tidak penting ditempatkan pada urutan yang terakhir. Ini seharusnya menarik para pendusta Syi’ah untuk mengetahui bahwa Imam Razi menyebutkan Ghadir Khum tetapi beliau tempatkan di urutan yang paling akhir, artinya dalam pandangan beliau hal tersebut adalah pendapat yang paling lemah yang mungkin terjadi.

Kita akan menampilkan komentar dari Imam Razi satu demi satu :
Para ulama tafsir menyebutkan banyak sebab turunnya wahyu tersebut :
1.    Ayat ini diturunkan sebagai contoh untuk Rajam dan Pembalasan sebagaimana yang disebutkan sebelumnya dalam kisah mengenai kaum Yahudi.
2.    Sebab ayat ini diturunkan karena celaan dan olok-olok terhadap agama oleh kaum Yahudi, dan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam hanya diam terhadap mereka, hingga ayat ini turun.
3.    Ketika ayat berupa pilihan diturunkan, dimana bunyinya “wahai Nabi, katakan pada istri-istrimu” (QS 33:28), Nabi tidak menyampaikan ayat tersebut kepada mereka karena khawatir mereka akan memilih dunia, dan hingga ayat ini (5:67) turun.
4.    Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Zaid dan Zainab binti Jahsiy ra, Aisyah ra berkata : barang siapa menganggap Rasulullah menyembunyikan sebagian dari apa yang diturunkan kepadanya, maka dia telah melakukan kebohongan yang besar terhadap Allah, Allah telah berfirman : “Wahai rasul sampaikanlah..” dan apakah Rasulullah menyembunyikan sebagian dari apa yang diturunkan kepadanya, beliau akan menyembunyikan juga firman-Nya :”Dan kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya” (33:37).
5.    Ini diturunkan berkaitan dengan jihad, kaum munafik membencinya, sedangkan beliau selalu menahan diri untuk mendesak mereka untuk berjihad.
6.    Ketika firman Allah sedang turun :” Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan” (6:108), Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menahan dari mencaci sesembahan mereka, hingga ayat ini turun, dan Dia (Allah) berfirman : “Sampaikan.. “ kesalahan/kecaman tentang tuhan-tuhan mereka dan jangan sembunyikan, dan Allah akan melindungimu dari mereka.
7.    Ayat ini diturunkan sehubungan dengan orang-orang Muslim yang benar, karena pada haji terakhir sesudah beliau mendeklarasikan aturan-aturan dan ritual haji, beliau berkata “ Sudahkan saya menyampaikan (nya kepadamu)? Mereka menjawab : Ya. Beliau berkata : Ya Allah saksikanlah.
8.    Telah diriwayatkan beliau istirahat di bawah sebuah pohon dalam salah satu perjalanan beliau dan menggantungkan pedang beliau di pohon, ketika seorang Badui datang saat beliau sedang tidur dan menyambar pedang sambil berkata: “ Ya Muhammad, siapa yang akan melindungimu dari ku?” beliau berkata “Allah”, kemudian tangan Badui tersebut gemetar, pedang tersebut jatuh dari tangannya, dan dia membenturkan kepalanya ke pohon sampai otaknya terburai, kemudian Allah menurunkan ayat ini dan menjelaskan bahwa Dia akan melindungi beliau dari manusia.
9.    Beliau selalu takut dengan Quraisy, kaum Yahudi dan Nashrani, maka Allah menghilangkan ketakutan ini dari hati beliau dengan ayat ini.
10. Ayat ini turun untuk menekankan keunggulan Ali ra, dan ketika ayat ini turun, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memegang tangan Ali dan berkata: “Siapa yang menganggap aku Maula, Ali adalah Maula-nya juga, Ya Allah jadikan teman orang-orang yang menjadikannya teman, jadikan musuh orang-orang yang memusuhinya. Tak lama kemudian, Umar menemuinya (Ali) dan berkata : “Ya Ibnu Abi Thalib! Selamat, sekarang anda adalah Maula-ku dan Maula setiap laki-laki dan wanita beriman.” Ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Bara’ bin Azib dan Muhammad bin Ali.

Anda seharusnya mengetahui kejadian dengan riwayat-riwayat ini banyak jumlahnya, ini lebih banyak sesuai untuk menjelaskan ayat tersebut Allah meyakinkan beliau perlindungan terhadap persekongkolan yang licik dari kaum Yahudi dan Nashrani dan memerintahkan beliau untuk mengumumkan pernyataan tanpa ada rasa takut kepada mereka. Hal ini karena konteks sebelum dan sesudah ayat ini menunjuk kaum Yahudi dan Nashrani; suatu hal yang tidak mungkin melemparkan sebuah ayat di tengah (dari ayat-ayat lain) sehingga asing terhadap apa yang ada sebelum dan sesudahnya.

(Tafsir Al-Kabir, Fakhr al-Razi, di bawah komentar terhadap QS 5:67, jld 12, hal 49-50)
Dengan kata lain, Imam ar-Razi menyebutkan 10 kemungkinan tetapi beliau menyatakan bahwa hanya satu pendapat yang kuat bahwa ayat tersebut turun tentang kaum Yahudi dan Nashrani dan karena inilah mengapa beliau menyebutkan kemungkinan tersebut di urutan yang pertama.

Intinya, tidak satupun sumber Sunni yang terpercaya mengatakan bahwa ayat 5:67 turun di Ghadir Khum.

Sebagaimana yang kita ketahui dengan baik, peristiwa Ghadir Khum terjadi dekat dengan wafatnya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, ketika seluruh jazirah Arab telah ditundukkan oleh kaum Muslimin dibawah bimbingan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, termasuk di dalamnya Nashrani di Najran dan kaum Yahudi di Yaman. Lalu apa sebenarnya yang ditakutkan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menyampaikan sesuatu ketika para pengikutnya telah bertambah banyak seratus kali lipat? Tidaklah masuk akal ayat ini diturunkan pada saat Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam berada pada puncak kekuasaannya. Tetapi lebih masuk akal, ayat ini diturunkan jauh pada awal-awal masa kenabian beliau ketika Islam masih sedang berjuang untuk bertahan, dengan menghadapi banyak musuh disekitarnya.
Al-Islam.org berkata:

Segera setelah Nabi (s) selesai menyampaikan hal itu, ayat Al-Qur’an berikut ini turun :

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (Qur’an 5:3)

Ayat di atas mengindikasikan dengan jelas Islam tanpa menjelaskan kepemimpinan sesudah Nabi tidaklah sempurna, dan penyempurnaan dari agama adalah pengumuman dengan segera mengenai pengganti beliau.
Ini adalah bikinan Syi’ah yang lain, Al-Qur’an 5:3 diturunkan pada akhir pidato perpisahan di atas bukit Arafah, hal ini tercatat dalam shahih Bukhari, shahih Muslim, al-Sunan dan lain-lain :

“ini (ayat : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu…”) turun pada hari Jum’at, pada hari Arafah…”

Ayat ini turun di Arafah tanggal 9 Dzulhijjah pada haji Wada` ketika beliau berdiri di Arafah. Dan saat itu adalah merupakan moment yang sangat tepat bagi penutupan risalah agama.

Adapun Ghadir Khum terjadi sepulang beliau dari haji Wada’ menuju Madinah, berarti jarak dengan turunnya ayat ke-3 ini adalah 9 hari. Lantas bagaimana mungkin ayat 67 di atas baru turun setelah Al-Maidah ayat 3 yang merupakan ayat Al-Qur’an yang terakhir/penutup yang turun kepada Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam?!.

Mengapa Al-Qur’an diam seribu bahasa sehubungan dengan penunjukkan Ali ra?, pasti, Allah akan telah menyebutkannya dalam Al-Qur’an jika hal tersebut sebuah perintah yang jelas, Mengapa Allah diduga menurunkan ayat 5:67 dan 5:3 seluruhnya untuk Ali ra dan keimamahannya, tetapi Allah tidak memilih dengan cara yang sederhana dengan memasukkan nama Ali dalam ayat-ayat tersebut dan membuat nya jelas bagi kaum muslimin bahwa Ali ra adalah pemimpin kaum muslimin selanjutnya yang ditunjuk dengan jelas? Dan yang lebih membingungkan, ayat-ayat tersebut sama sekali tidak berbicara soal khalifah maupun imamah. Sungguh hal yang menakjubkan bagaimana Syi’ah selalu mengatakan bahwa ayat-ayat ini berbicara mengenai keimamahan Imam Ali ra sedangkan Allah tidak pernah menyinggungnya sama sekali.

Satu lagi syubhat Syi’ah adalah bahwa setelah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan hadits ghadir khum di atas, Umar ra dengan serta merta memberi selamat kepada Ali ra, menurut Syi’ah hal itu menunjukkan bahwa Umar ra mengakui Ali ra sebagai pemimpin. Benarkah demikian?

Tak lama kemudian, Umar menemuinya (Ali) dan berkata : “Ya Ibnu Abi Thalib! Selamat, sekarang anda adalah Maula-ku dan Maula setiap laki-laki dan wanita beriman.” 

Umar ra memberi selamat kepada Ali ra di sini tetap dengan tidak bergeser dari makna Maula yaitu sebagai teman yang dicintai, jika Maula di sini diartikan Pemimpin atau Khalifah, jelas hal ini tidak mungkin karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam masih hidup di tengah-tengah mereka saat itu, tidak ada 2 khalifah dalam saat yang sama dan wilayah yang sama. Apalagi jelas Umar ra mengatakan “sekarang anda adalah Maula-ku dan Maula setiap laki-laki dan wanita beriman” dan Umar ra tidak mengatakan misalnya “Nanti (waktu yang akan datang) anda adalah Maula-ku dan Maula setiap laki-laki dan wanita beriman” .

Sehingga terjemahan yang tepat adalah : “sekarang anda adalah teman yang aku cintai dan teman yang dicintai oleh setiap laki-laki dan wanita beriman”. Gambaran situasi saat itu adalah orang-orang sedang mengkritik dan menyakiti Ali ra, dan setelah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda seperti di atas, Umar ra langsung memberi hadiah kepada Ali ra mendahului orang-orang yang lain untuk menghiburnya dengan kata-kata yang baik yaitu berupa ucapan selamat, hal ini menunjukkan bahwa Umar ra sangat baik dalam memuji Ali ra, yang hal ini sangat bertolak belakang dengan klaim Syi’ah yang menggambarkan permusuhan antara Umar ra dan Ali ra. Menggambarkan Umar ra sebagai penindas Ali ra. Apakah kata-kata di atas pantas diucapkan oleh seorang yang membenci Ali ra sebagaimana yang diklaim oleh Syi’ah?.

TULISAN TERKAIT
TULISAN INI:
BERSAMBUNG KE TULISAN:
6. Keistimewaan Ali
READ MORE - ((GHADIR KHUM yang di distorsi)) Ayat Tabligh (5) >> oleh: m iman taufiqurrahman