"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu",
maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah
dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.
Maka berjalanlah kamu dimuka bumi
dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
(QS An-Nakhl 16/36)
<< 1 >>
Dan sungguhnya Kami
Dan sungguhnya Kami
telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
Dengan keadilan Allah SWT maka kepada setiap ummat , Allah telah mengutus seorang utusan (Rasul) "Walikulli Ummatin Rasuulan" (QS 10/47). Diutusnya Rasul kepada tiap tiap ummat s agar kelak diakhirat tidak ada seorangpun yang berkata (beralibi) bahwa belum datang kepada kami pembawa peringatan seorangpun (QS 6/130). Firman Allah: "(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. " (QS 4/165).
Rasul yang diutus oleh Allah kepada tiap tiap ummat adalah "minhum" /dari kalangan mereka sendiri (QS 23/32). Dari kalangan mereka sendiri berarti dari jenis yang sama yaitu manusia biasa (QS 18/110) dan dari bangsanya sendiri, seperti kepada bangsa Tsamud diutus Shaleh yang merupakan saudara sebangsa' mereka sendiri (QS 11/61), kepada bangsa Aad diutus Nabi Hud, kepada Bangsa Madyan diutus Nabi Syuaeb, kepada bangsa Kan'an diutus Nabi Ibrahim, kepada Bangsa Quraisy diutus N. Muhammad dll.
Pengutusan Rasul berarti pembangkitan (QS 7/157-158), tepatnya Allah membangkitkan manusia dari suatu bangsa agar memimpin bangsanya menuju kepada kemerdekaan Islam di negrinya sendiri "Litundziro Ummul Qura Waman haulahu" (QS 42/7) untuk kemudian memerdekakan Islam dalam tingkat dunia "Hatta Laa Takuuna Fitnah Wa Yakuna Dinu Lillah" (QS 2/193).
<< 2 >>
"Sembahlah Allah (saja),
dan jauhilah Thaghut itu"
Seluruh Rasul, diutus kemuka bumi membawa misi yang sama yaitu misi TAUHID (QS 21/25, 16/36). Dalam beberapa ayat Allah SWT merinci para Rasul dengan keterangan sebagai pembawa misi Tauhidy: Nabi Nuh (QS 7/59), Nabi Hud (QS 11/50), Nabi Shalih (QS 11/61), Nabi Ibrahim (QS 2/133), Nabi Ismail (QS 2/133), Nabi Ishaq (QS 2/133) , Nabi Musa (QS 11/84) juga Nabi Isa (QS 5/72).
Semuanya membawa misi "Ani'budullah Wajtanibuth Thaguth" / "Sembahlah Allah dan Jauhi Thaguth" (QS 16/36). Artinya seluruh Rasul menyeru (berdakwah) ditengah bangsanya agar mengimani Allah dan menjauhi thaguth (QS 2/256-257).
Seperti Nabi Musa Alaihissalam yang oleh Allah SWT diperintah agar menghadapi Fir'aun (Raja Mesir), yang oleh Allah SWT dipersonifikasi sebagai Thaguth (QS 20/24) pada masa itu. Tentu pada masa Nabi Ibrahim Thaguthnya adalah Raja Namrudz, pada masa Ashabul kahfi Thaguth-nya adalah Raja Dikyanus, Pada Masa Thauth adalah Raja Jalut, Pada masa Nabi Muhammad Thaguthya adalah Pemerintahan Hijaz Pimpinan Abu Lahab, Pada masa kini????. Yang jelas Thaguth adalah kekuasaan atau pemerintahan yang menata sistemnya dengan tatanan hukum Jahiliyyah (QS 5/50), karena Thaguth adalah pembuat dan penetap aturan / hukum diluar hukum Allah SWT (QS 4/60).
Disini nampak pula bahwa Thaguth (Pemerintahan Jahiliyyah) adalah sistem kekuasaan tiranik yang dzalim dan menentang keras berlakunya syari'at Islam juga menghalang-halangi manusia untuk melakukan peribadatan yang murni kepada Allah SWT. Oleh karena itu para Rasul adalah para pemimpin revolusioner yang juga ditugaskan oleh Allah untuk mendzahirkan Dinul Islam dan menghancurkan Din Bathil (QS 48/28).
Dimana menegakan Din Islam itu dalam wujud kongkritnya adalah menegakan KHILAFAH ISLAM (Pemerintahan Islam), karena dengan tegaknya khilafah, Allah menjamin 3 hal (QS 24/55):
1~ Din Islam Tegak (tegaknya kekuasaan Islam)
2~ Rasa Takut berubah menjadi aman (lahirnya wilayah teritorial yang aman untuk menegakan syari'at Islam)
3~ Masyarakat bebas mengabdi kepada Allah Tanpa dipaksa musyrik
<< 3 >>
maka di antara umat itu
ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah
ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah
dan ada pula di antaranya
orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.
orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.
Nampak disini adanya polarisasi masyarakat kepada dua lutub yang saling bertentangan: {1} ada yang mengikuti Rasul (mendapat HIDAYAH), {2} ada juga yang mengikuti thaguth (berada dalam DOLALAH).
Kubu Rasul adalah kubu yang haq yang BERIMAN, BERHIJRAH dan BERJIHAD (8/74), berjuang menegakan dan mendzahirkan Din Islam (Kekuasaan Islam) (QS 42/13), hingga dimuka bumi ini hanya Din Islam yang dominan dan super power dunia (QS 2/193).
Sementara kubu Thaguth adalah menegakan dan mendzahirkan Din Fasad / Rusak (QS 5/64, 8/73, 30/41), serta membuat berbagai siasat untuk membunuh, memenjarakan dan mengasingkan Islam dan para pejuang penegak syari'at Islam (QS 8/30).
Rupanya dua kubu kekuatan ini adalah sunnatullah, sebuah kemestian yang selalu terjadi dimuka bumi ini. Ketika Nabi Adam Alaihissalam akan turun kemuka bumi Allah berfirman: "...Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, ...". (QS 2/36). Inilah ketetapan Ilahy yang sudah digariskan semenjak Awal yaitu akan terjadinya permusuhan dua kubu tersebut.
<<4>>
Maka berjalanlah kamu dimuka bumi
dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Maka berjalanlah kamu dimuka bumi
dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Berjalanlah kamu dimuka bumi!!!, agar kamu melihat dengan penglihatan ilmumu kebenaran sunnatullah pertentangan dua kubu ini, sebagai pertentangan abadi. Nabi Adam AS langsung berseteru dengan Iblis, Nabi Nuh dengan Kerajaan pada masa itu, Ibrahim dengan Namrudz dan lain-lain, hingga kini Al-Haq (Kebenaran) dan para pendukungnya selalu berseteru dengan Al-Bathil (Kebatilan) dan pendukungnya juga.]
Inilah sunnatullah, inilah hukum sejarah tidak ada dan tidak akan bisa seorang manusiapun menentang hukum sejarah.
Senantiasa ada musuh yang abadi memusuhi ummat islam, maka ketahuilah musuhmu dan jadikan mereka sebagai musuh.
* Ringkasan Diskusi di “Shibghatullah Foundations” nara sumber: Imam Musafir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar